Friday, December 1, 2017

Warkah yang belum sampai

Abang,

Maafkan saya kerana masih belum sampai ke bumi Terengganu. Maafkan saya kerana saya masih belum sempat berjabat tangan dan bertanya khabar secara berdepan dengan abang.

Abang entah kenapa hari ini menjadi hari paling sayu pernah saya alami sepanjang saya melalui 2017. Mungkin kerana atas dasar kasih dan sayang saya pada adik abang, Nisa. Saya ingin abang tahu, bahwa seluruh keluarga besar abang saya telah anggap sebagai keluarga sendiri. Saya sayangkan semua adik-adik yang lain biarpun  hanya melihat kalian di layar talifon genggam. Tapi sejujurnya, dari cerita-cerita yang selalu saya dan Nisa bualkan, nama abang telah menjadi satu kekuatan dan semangat yang tersendiri buat Nisa.

Abang,

Saya cintakan Nisa, sayangkan syafiq, akid, Ma dan Ayah. Kuatkan semangat dan tetap berjuang melawan setiap sakit yang datang. Abang jangan cepat putusa harapan. Selagi saya belum menikahi Nisa, saya masih lagi berhutang senyum dengan abang.

Kuatlah abang, semoga kami boleh membayar semua kebahagiaan yang kami rasakan dengan senyum itu.

kami sayang abang, dan abang jangan pergi dulu.

Tuesday, October 31, 2017

Wangi-wangian


Terkadang, aku ingin berdebat lagi denganmu tentang perasaan, tentang perhatian, waktu dan segala macam bentuk keinginan hati. Aku akui, selama aku bersama denganmu aku tidak mengenal usiaku sendiri yang masih tidak mahu berubah terlalu keanak-anakkan.

Aku ingin sekali lagi melanjutkan pertanyaan;

kau di mana?
dengan siapa?
dan balik jam berapa?

Hanya dengan melalui wangi-wangian.


--Bicara Sama Awan

Thursday, October 12, 2017

KEPUTUSAN AKHIR

“Orang hanya melihat dengan mata. Mereka hanya mendengar dari cerita-cerita. Tapi apakah mereka cuba untuk selami hati kita?”

Akan tiba para hakim, pejuang-pejuang alam maya dan para manusia datang untuk menyatakan tentang itu dan ini tidak lama lagi. Tentang bagaimana kita harus menjaga rumah tangga seolah kita ini tidak menempuh pahit dalam ujian hidup bersama. Mereka hanya nampak pada sebuah keputusan, tapi tidak memahami kenapa kita harus buat satu keputusan. Apalagi ianya merupakan hal yang berat, jauh lebih dari yang kita inginkan. Ini adalah sesuatu yang sangat penting dalam hidup kita sendiri. Menyelesaikan apa yang belum selesai.

Semua orang berniat dalam hati untuk menikah dan bahagia. Bukan menikah untuk tidak bersama. Jadi apabila keputusan untuk memilih pergi ini dibuat, ini bukan dari keputusan yang datang dari fikiran kita sebelum bernikah. Tidak. Sebelum membuat langkah untuk pergi, ini adalah jalan terakhir yang telah kita fikirkan bertahun-tahun dengan sedalam-dalamnya.

Apakah mereka mengerti?
Tidak.

Orang hanya melihat dengan mata. Mereka hanya mendengar dari cerita-cerita. Tapi apakah mereka cuba untuk selami hati kita?

Sebuah kapal tidak mampu berlayar dengan sempurna andai hanya satu pihak saja yang berusaha menggerakkanya. Anak perlukan kasih sayang orang tua, tapi adilkah kasihnya itu diragut untuk diberikan pada orang lain?

Kalau kita berfikir bahwa kita bertahan hanya kerana anak, tentang kasih sayang yang tidak lengkap, apakah dengan berdiam diri dan membiarkan semua ini anak-anak kita mampu untuk mendapat kasih yang selengkapnya?

Kita dihujani dengan prasangka orang-orang yang hanya melihat dengan mata, mendengar dari telinga orang lain, hanya kerana satu keputusan. Tapi dalam perjalanan yang kita tempuh bertahun-tahun pernah mereka bertanya;

“apakah selama ini kita baik-baik saja?” Tidak.

Mungkin ini adalah jalan yang terbaik untuk kita mencari khilaf masing-masing. Berpisah sementara tidak berarti menolak jodoh selamanya. Mungkin ruang akan datang kembali mengetuk pintu hati kita sendiri apakah sebenar-benarnya kita ini memerlukan antara satu sama lain?

*** 

Tuhan sedang menguji 
Kekuatan Kesabaran 
Dan ketabahan 

 Kuat lah. 

Sahabatku yang baik, 
Suatu hari nanti, 
anak-anak akan mengerti, 
perjuangan kita membesarkan mereka. 

 --BicaraSamaAwan

Monday, October 2, 2017

Kalimat BSA 2017



"Ketahuilah sejak aku berkenalan denganmu aku telah berjudi dengan hatiku sendiri.."

--Bicara Sama Awan